27 Oct 2025

Pusat Pengembangan Pendidikan (Pusbangdik) Poltekkes Kemenkes Yogyakarta melaksanakan kegiatan Table Top Exercise (TTX) sebagai bagian dari mata kuliah Penanggulangan Krisis Kesehatan dan Bencana (PKKB) pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Kegiatan yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai mekanisme koordinasi dan respons dalam situasi darurat kesehatan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bapak Kudiyana, SKM., MSc. dari Dinas Kesehatan DIY, yang turut memantau jalannya simulasi serta memberikan arahan dan evaluasi terhadap pelaksanaan TTX. Kehadiran beliau menjadi bentuk dukungan Dinas Kesehatan terhadap upaya penguatan kapasitas mahasiswa dalam kesiapsiagaan dan penanggulangan krisis kesehatan.
Kegiatan TTX diikuti oleh mahasiswa dari berbagai jurusan, meliputi STr Gizi dan Dietetika (RPL), STr Sanitasi Lingkungan, D3 Sanitasi, D3 Keperawatan, STr Keperawatan, STr Terapi Gigi, D3 Kesehatan Gigi, D3 Teknologi Laboratorium Medis (semester 5, 3A, dan 3B), STr Teknologi Laboratorium Medis, STr Keperawatan Anestesi, serta STr Keperawatan Anestesi (RPL). Melalui kegiatan ini, mahasiswa lintas jurusan berkolaborasi dalam satu simulasi terpadu untuk memahami peran dan tanggung jawab masing-masing dalam sistem tanggap darurat kesehatan.

Fasilitator dari PMI DIY, Bapak Ahmad Zaki Ali, M.Hum., dalam pembukaan kegiatan memberikan pengarahan kepada peserta untuk aktif berdiskusi dan mengikuti seluruh alur simulasi secara cermat. Beliau juga mengingatkan agar peserta tidak terfokus pada satu jenis kasus, melainkan menekankan pada proses berpikir sistematis dan kerja sama tim.
“Pastikan mengikuti alur dengan baik dan memahami setiap langkah yang dilakukan. Jangan hanya terjebak pada kasus gempa bumi, tetapi pelajari seluruh prosesnya secara step by step,” pesannya.
Fasilitator lainnya, Bapak Maryana S.Si.T, S.Psi, S.Kep.M.Kep., menekankan pentingnya keterlibatan aktif peserta selama simulasi. Beliau menyampaikan bahwa rasa bingung justru merupakan bagian dari proses belajar. “Jika bingung berarti pembelajaran sedang berlangsung” ujarnya. Pesan ini menjadi pengingat bagi peserta bahwa kebingungan dapat mendorong pemahaman yang lebih mendalam terhadap sistem tanggap darurat.
Pelaksanaan TTX berlangsung secara terstruktur dan dinamis. Kegiatan dimulai dengan sesi persiapan dan koordinasi dalam tim, di mana peserta dibagi ke dalam kelompok untuk menentukan peran masing-masing dan meninjau skenario bencana yang akan digunakan. Setelah itu, simulasi memasuki fase kejadian bencana, di mana peserta menanggapi situasi yang berkembang dari peristiwa awal hingga meningkat menjadi status darurat.
Tahapan berikutnya adalah aktivasi Health Emergency Operation Center (HEOC), di mana peserta belajar tentang proses pelaporan, pengumpulan informasi, dan pengambilan keputusan cepat dalam situasi krisis. Simulasi kemudian berlanjut ke operasional HEOC selama masa tanggap darurat, meliputi pengaturan relawan, proses registrasi, mobilisasi, serta pemantauan situasi di lapangan.
Setelah koordinasi awal terbentuk, peserta menghadapi berbagai tantangan di sub-klaster kesehatan, seperti logistik medis, pelayanan gawat darurat, komunikasi risiko, dan pemantauan kesehatan masyarakat. Setiap tim diminta untuk merumuskan solusi dan menyampaikan hasil analisisnya kepada koordinator HEOC.
Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan rapat harian dan penyusunan laporan akhir. Dalam tahap ini, peserta mensimulasikan proses pelaporan hasil kegiatan, evaluasi harian, serta prosedur deaktivasi HEOC sebagai tanda berakhirnya masa tanggap darurat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami konsep penanggulangan krisis kesehatan dan bencana secara teoritis, tetapi juga mampu mempraktikkan prinsip-prinsip koordinasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang cepat serta tepat. TTX menjadi sarana pembelajaran aktif yang memperkuat kemampuan berpikir kritis, kerja sama lintas profesi, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat kesehatan di masa depan.
Kontributor : Tim Pusbangdik