Kuliah Pakar dan Kuliah Bersama: Penanggulangan Krisis Kesehatan dalam Situasi Bencana dengan Pendekatan Interprofessional Education



14 Aug 2025




Yogyakarta - Pusat Pengembangan Pendidikan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Kuliah Pakar dan Kuliah Bersama dengan tema “Penanggulangan Krisis Kesehatan pada Situasi Bencana dengan Pendekatan Interprofessional Education” pada hari Jumat Kliwon, 1 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari pembelajaran Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026 dan diikuti oleh mahasiswa dari Program Studi Diploma Tiga Kebidanan, Teknologi Laboratorium Medis, Keperawatan, Kesehatan Gigi serta dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Keperawatan, Keperawatan Anestesiologi, Sanitasi Lingkungan, Terapi Gigi, Gizi dan Dietetika.

Dalam kegiatan ini, hadir dua narasumber yang menyampaikan materi berbasis pengalaman dan kajian ilmiah terkait upaya penanggulangan krisis kesehatan di masa bencana. Narasumber pertama adalah ibu Supatmi, SKM., MM yang menjelaskan mengenai Sistem informasi dan komunikasi risiko dalam penanggulangan krisis Kesehatan. Beliau menyampaikan bahwa Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan (SIPKK) adalah tatanan terpadu yang dirancang untuk menyediakan data dan informasi krisis kesehatan yang cepat, tepat, dan andal. Dalam pelaksanaannya, komunikasi risiko menjadi kunci, yaitu proses pertukaran informasi secara real-time untuk mendorong tindakan yang tepat pada setiap tahap krisis: pra krisis, tanggap darurat, dan pasca krisis. Penyampaian informasi dilakukan melalui strategi komunikasi terpadu (PESO) dan melibatkan juru bicara resmi serta pesan kunci yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat.

 

Sementara itu, narasumber kedua, Rizki Amalia, SKM., M.Kes (Epid), Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, memaparkan dua topik penting yaitu: “Manajemen Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Tanggap Darurat Krisis Kesehatan” serta “Pengurangan Risiko Kesehatan pada Bencana melalui Surveilans dan Analisis Risiko”. Kedua topik tersebut membekali peserta dengan pengetahuan teknis dan strategis dalam merespons krisis kesehatan akibat bencana secara lintas sektor. Ia menekankan pentingnya surveilans epidemiologi dalam memantau kondisi kesehatan pengungsi pascabencana, khususnya untuk mencegah kejadian luar biasa (KLB) melalui deteksi dini, imunisasi, serta perbaikan sanitasi dan pelayanan dasar. Fokus utamanya adalah melindungi kelompok rentan dan merespons potensi wabah secara cepat dan terintegrasi.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, tetapi juga membekali peserta dengan kesiapan praktis menghadapi situasi darurat secara lintas sektor. Melalui pendekatan Interprofessional Education (IPE), peserta didorong untuk mengembangkan kemampuan kolaboratif antarprofesi sejak masa pendidikan, agar siap terjun dalam penanggulangan krisis kesehatan di lapangan. Hal ini menjadi bagian dari komitmen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dalam menyiapkan lulusan yang tanggap, adaptif, dan siap menghadapi tantangan bencana secara profesional.

Kontributor:

Tim Pusat Pengembangan Pendidikan